Selasa, 18 Oktober 2011

lapangan pada karate


Luas Lapangan Pertandingan
Arena pertandingan untuk Melakkukan Pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.Pada Kumite Shiai (kumite pertandingan) yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karateka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karateka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.


lapangan

Peralatan Di Dalam Pertandingan Karate
1. Karategi (pakaian) karate) untuk kontestan / peserta
2. Hand Protector (pelindung tangan)
3. Shin Guard (Pelindung kaki)
4. Obi (ikat pinggang) untuk masing-masing kontestan / peserta yang berwarna merah (AKA) dan biru (AO)
5. Peralatan lain diperbolehkan tetapi tidak menjadi keharusan adalah :
a. Gum Shield (pelindung gigi); dibeberapa pertandingan menjadi keharusan.
b. Body Protector (pelindung badan) untuk kontestan / peserta putri.
c. Groin Protector (pelindung kelamin) untuk kontestan / peserta pria.
6. Pluit untuk arbitrator (alat tulis).
7. Seragam wasit / juri
a. Baju berwarna putih.
b. Celana berwarna abu-abu.
c. Dasi panjang berwarna merah.
d. Sepatu karet tanpa sol berwarna hitam.
8. Scoring Board (Papan nilai).
9. Administrasi pertandingan.
10. Lampu, berwarna merah, kuning, hijau sebagai tanda waktu pertandingan.
11. Stop Watch (pencatat waktu).

PERATURAN PERTANDINGAN KUMITE

Kumite (Perkelahian); putera dan puteri
Kumite untuk putra dan putri dibagi atas : kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah refenchange (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri (enchosen), sedangkan didalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
World Karate Federation (WKF) mulai tahun 2009, memberlakukan peraturan baru tentang ketentuan usia dan nomor pertandingan Karate, baik yang dilakukan sendiri oleh WKF maupun AKF, dan pertandingan karate pada Multy Even Internasional. Sehubungan dengan hal tersebut, Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI), melalui Surat Edaran Nomor 13/PB.FORKI – SEKJEN/SE/I/09 tertanggal, 15 Januari 2009. tentang Peraturan Baru Pertandingan Karate WKF. Yang ditujukan kepada Pimpinan Perguruan Karate, dan Pimpinan Pengurus Provinsi Forki.
Adapun peraturan tersebut sebagai berikut:
USIA :
1.Usia kadet 14 & 15 tahun
2.Usia junior 16 & 17 tahun
3.Di bawah 21 tahun usia 18,19 & 20 tahun
4.Senior usia Kata + 16 tahun.
Pertandingan KADET:
1.kadet Kata perorangan putra & putri
2. Kumite putra : – 52 kg, – 57 kg, – 63 kg, – 70 kg, dan + 70 kg.
3 Kumite kadet putri: – 47 kg, – 54 kg, dan + 54 kg.
Pertandingan JUNIOR:
1.Junior kata perorangan & Kata beregu putra & putri
2.Kumite putra – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, -76 kg, + 76 kg
3. Kumite junior putri: – 48 kg, – 53 kg, – 59 kg, dan + 59 kg.
Pertandingan dibawah usia 21 tahun::
1. Kumite putra – 68 kg, -78 kg, +78 kg
2.Kumite putri – 53 kg, – 60 kg, dan + 60 kg.
Untuk pertandingan senior:
1. Kata perorangan & beregu putra & putri
2. Kumite putra – 60 kg, – 67 kg, – 75 kg, – 84 kg, dan + 84 kg.
3. Kumite putri terdiri dari – 50 kg, – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, dan + 68 kg.
Pada kategori Kadet pertandingan kumite wajib menggunakan Face Masker dan Body Protector. Waktu pertandingan kumite untuk Kadet, Junior & Under 21 tahun durasinya dua menit (putra/putri). Waktu pertandingan kumite senior meliputi: babak penyisihan durasinya tiga menit untuk putra dan dua menit untuk putri, pada babak final memperebutkan juara I dan final reperhage memperebutkan juara tiga durasinya empat menit untuk putra dan tiga menit untuk putri.
PENJELASAN


movie
1. Pertandingan kumite dapat dibagi menjadi pertandingan tim/beregu dan pertandingan individu/perorangan, pertandingan perorangan selanjutnya dapat dibagi kedalam divisi-divisi berat badan dan kategori terbuka. Divisi berat badan dapat dibagi kedalam putaran-putaran. istilah putaran juga menggambarkan pertandingan kumite perorangan antara pasangan lawan dari anggota tim.
PENJELASAN :Satu putaran adalah satu penampilan dalam satu pertandingan yang mengarah pada identifikasi akhir dari para finalis. dalam satu eliminasi pertandingan kumite, satu putaran mengeliminasi lima puluh persen dari kontestan dalam putaran ini, termasuk kekosongan kontestan (bye), dalam konteks ini putaran dapat diterapkan secara bersamaan pada satu panggung/arena apakah pada tahap eliminasi atau referchange dalam 1 matriks atau pertandingan robin berputar, satu putaran memungkinkan satu kontestan untuk berada dalam satu poli untuk bertarung dalam sekali waktu.
2. Tidak ada kontestan yang dapat diganti dalam pertandingan perorangan.
3. Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir ketika dipanggil akan didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori ini.
PENJELASAN :
Pemaggilan nama kontestan menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi.
penomoran turnamen harus dialokasikan dan digunakan.
4. Dalam pertandingan beregu, setiap anggota tim harus telah terdaftar, tim putra terdiri dari 7 orang degan 5 orang yang bertanding selama satu putaran. tim putri terdiri dari 4 orang dengan 3 orang yang bertanding dalam setiap putaran.
5. Semua kontestan adalah semua anggota dari tim yang telah didaftarkan, tidak ada anggota cadangan yang tidak terdaftar (tidak ada pendaftaran baru).
PENJELASAN :Ketika berbaris sebelum pertandingan, satu tim harus menampilkan pemain yang sesungguhnya. Pemain dan pelatih yang tidak bertanding tidak akan dimasukkan dan akan ditempatkan pada area yang terletak di sisi luar arena.
Tim putra supaya boleh bertarung, harus menghadirkan paling sedikit 3 peserta, dan tim putri paling sedikit 2 peserta, kalau jumlah kurang dari itu dinyatakan KIKEN.
6. Sebelum pertandingan satu wakil dari tim akan harus sudah menyerahkan ke meja petugas, formulir resmi yang menggambarkan nama-nama dan urutan pemain dari anggota tim peserta diambil dari tim yang jumlah anggotanya 7 atau 4, dan urutan bertarung mereka bisa dirubah untuk setiap putaran, sehingga menghasilkan urutan bertarung baru yang sudah dilaporkan, tapi sekali dilaporkan tidak boleh dirubah lagi sampai putaran itu selesai.
PENJELASAN :Formulir urutan pemain dapat diserahkan oleh pelatih atau pemain terpilih dari tim. Jika pelatih menyerahkan formulir, pelatih harus secara jelas teridentifikasi, kalau tidak ia akan ditolak. Daftar pemain harus sudah termasuk nama, negara atau club, warna sabuk yang dialokasikan kepada tim untuk pertandingan dari anggota tim. Baik nama-nama pemain dan nomor peserta turnamen dimasukkan dan formulir harus ditandatangani oleh pelatih atau wakil yang dipilih.
7. Satu tim akan didiskualifikasi jika ada anggota atau pelatihnya merubah komposisi tim atau urutan pemain tanpa pemberitahuan tertulis sebelum pertandingan.
PENJELASAN :Jika terdapat kesalahan dalam pemanggilan nama dan kontestan yang salah terus bertanding maka pertandingan itu dinyatakan tidak sah, untuk menghindari kesalahan pemenang dari pertandingan harus mengkonfirmasikan kemenangan melalui petugas administrasi sebelum meninggalkan pertandingan.

2.1. DURASI PERTANDINGAN

1. Durasi dari pertandingan kumite adalah selama 3 (tiga) menit untuk kumite pria senior (baik perorangan atau beregu) dan 2 (dua) menit untuk wanita, yunior    dan usia dini (cadet).
2. Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai dan berhenti setiap ia berseru YAME.
3. Pencatat waktu akan memberi tanda dengan/melalui bel yang bersuara sangat jelas atau dengan pluit, menandakan waktu sisa 30 detik atau waktu telah habis, tanda waktu tersebut merupakan akhir dari suatu partai pertandingan.

pertandingan pada karate

1. PERATURAN PERTANDINGAN KATA
==========================================

Kata (Jurus);
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri.Pada pertandingan kata ini Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: kata perorangan dan kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan kata, para peserta yang memasuki babak final diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari aliraan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
Pertandingan KATA terdiri dari pertandingan perorangan dan tim (Kata beregu).Untuk pertandingan Kata Beregu (Tim) yang Satu timnya  terdiri  dari tiga orang. Setiap tim terdiri dari putra dan putri. Pertandingan perorangan KATA terdiri dari pertandingan perorangan secara terpisah dalam bagian putra dan putri.Dalam pertandingan KATA sistim eliminasi dengan referchange akan diterapkan.
Para kontestan diharapkan untuk menampilkan pertandingan
KATA WAJIB (SHITEI) dan
KATA BEBAS (TOKUI) selama pertandingan.
KATA yang digunakan akan sesuai dengan aliran Karate-do yang diakui oleh WKF berdasarkan oleh sistim Goju, Shito, dan Wado.

Ketika menampilkan SHITEI KATA, tidak diperbolehkan melakukan variasi.

Ketika menampilkan TOKUI KATA, kontestan dapat memilih kata yang akan dimainkan, variasi ringan diperbolehkan sepanjang diperbolehkan aliran yang bersangkutan.

Tabel skor akan menampilkan pilihan KATA dari setiap periode dan setiap ronde.

Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh diulang.

Dalam Sistem referchange (Eliminasi) boleh menampilkan SHITEI atau TOKUI.

Pada final, pertandingan KATA beregu, dua tim finalis akan menampilkan KATA, pilihan mereka dari KATA TOKUI dalam cara yang normal. Kemudian mereka akan menampilkan satu demonstrasi dari arti kata (BUNKAI), waktu yang diizinkan untuk demonstrasi BUNKAI adalah 5 (lima) menit. Pencatat waktu akan mulai penghitungan pada saat peragaan dimulai dengan peragaan awal BUNKAI KATA dan berhenti sesudah BUNKAI ditampilkan, tim yang melebihi 5 (lima) menit akan didiskualifikasi, penggunaan peralatan tradisional dan perlengkapan lainnya tidak diizinkan.
1.1 .KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN
1. Pertandingan KATA harus ditampilkan dengan kemampuan dan harus mendemonstrasikan satu pemahaman yang jelas terhadap prinsip tradisional yang terkandung didalamnya. Dalam menilai penampilan kontestan (perorangan) atau tim juri akan melihat pada :
* Satu demonstrasi yang sebenarnya dari arti KATA.
* Pemahaman dari teknik yang digunakan (BUNKAI).
* Ketetapan waktu, ritme, kecepatan, keseimbangan, dan fokus kekuatan (KIME).
* Pernafasan yang baik dan benar sebagai penolong dalam hal KIME.
* Fokus perhatian yang benar (CHAKUGAN) dan konsentrasi.
* Kuda-kuda yang benar (DACHI) dengan penekanan pada kaki yang benar dan telapak kaki datar pada lantai.
* Penekanan yang baik pada perut (HARA) dan tidak ada gerak ke atas atau ke bawah dari pinggul ketika bergerak.
* Bentuk yang benar (KIHON) dari gaya yang ditampilkan.
* Penampilan juga harus dievaluasi dengan maksud untuk melihat hal-hal lainnya. Sebagaimana tingkat kesulitan dari KATA yang ditampilkan.
* Dalam KATA beregu sinkronisasi tanpa aba-aba eksternal adalah merupakan nilai lebih.
PENJELASAN :KATA adalah bukan pertunjukan tarian atau gerakan sandiwara, KATA harus terkait dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional. KATA harus realistis dalam artian perkelahian dan menampilkan konsentrasi, tenaga dan potensi dari dampak teknik yang dilakukan. KATA harus menunjukkan kelembutan, tenaga, dan kecepatan seperti halnya kelembutan, ritme, dan keseimbangan.
Dalam KATA beregu semua anggota tim harus memulai KATA dengan menghadap arah yang sama dan menghadap pada Chief Jugde.
KATA beregu harus mendemonstrasikan kemampuan di semua aspek dari penampilan KATA dengan serempak.
2. Kontestan yang menampilkan variasi pada SHITEI KATA akan didiskualifikasi.
PENJELASAN :Perintah untuk memulai dan menghentikan penampilan dengan cara menghentakkan kaki, pemukulan dada, tangan, atau karategi dan mengeluarkan nafas yang tidak sewajarnya, semuanya merupakan contoh dari aba-aba tambahan dan harus dipertimbangkan oleh Panel Wasit saat mengambil keputusan.
3. Kontestan yang berhenti pada saat KATA berlangsung (SHITEI atau TOKUI) atau menampilkan KATA yang berbeda dengan yang diumumkan atau yang dicatat pada tabel skor akan didiskualifikasi.
PENJELASAN :Merupakan tanggung jawab dari pelatih dan kontestan untuk memastikan bahwa kata yang didaftarkan pada tabel skor adalah sesuai untuk setiap ronde.
4. Kontestan yang menampilkan KATA yang tidak diizinkan atau mengulangi KATA akan didiskualifikasi.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu dan Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:

SHITEI KATA
================
 SHOTOKAN WADO-RYU
GOJU-RYU
SHITO-RYU
Jion
 Seishan Seipai
Bassai Dai
 Kanku-dai Chinto
 Saifa Seienchin

TOKUI KATA
=======================

SHOTOKAN

===========
 Bassai-dai
Bassai-Sho
 Kanku-dai
 Kanku-sho
 Tekki-Shodan
 Tekki-Nindan
 Tekki-Sandan
 Hangetsu
 Jitte
 Enpi
 Gankaku
 Jion
 Sochin
 Ninjushiho-Sho
 Gojushiho-Dai
 Gojushiho-Sho
 Chinte
 Unsu
 Meikyo
Wankan
Jiin


 WADO-RYU
===========
 Kushanku
 Naihanchi
 Seishan
 Chinto
 Passai
 Niseishi
 Rohai
 Wanshu
 Jion
 Jitte

 GOJU-RYU
==========
 Sachin 
 Saifa 
 Seiyunchin 
 Shisochin
 Sanseru
 Seisan
 Seipai
 Kururunfa
 Suparimpei
 Tensho

 SHITO-RYU
==============
 Jitte
 Jion  
 Jiin
 Matsukaze
 Wanshu
 Rohai
 Bassai-Dai
 Bassai-Sho
 Tomai Bassai
 Matsumura Bassai
 Kosokun-Dai
 Kosokun-Sho
 Kosokun-Shiho
 Chinto 
 Chinte
 Seienchin
 Sochin 
 Niseishi
 Gohushisho
 Unshu
 Seisan
 Naifanchin-Shodan
 Naifanchin-Nidan
 Naifanchin-Sandan
 Aoyagi (Seiryu)
 Jyuroku
 Nipaipo
 Sanchin 
 Tensho
 Seipai
 Sanseiru
 Saifa
 Shisochin
 Kururunfa
 Suparimpei
 Hankucho
 Pachu
 Heiku
 Annan
 Annanko
 Papuren
 Chatanyara Kushanku

sejarah karate indonesia

sejarah karate indonesia

 Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Adapun mereka-mereka yang pernah menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 adalah sbb :
Periode/Masa Bakti Ketua Umum Sekretaris Jenderal/Umum Keterangan
1972 – 1977 Widjojo Suyono Otoman Nuh Kongres IV PORKI/FORKI 1972 di Jakarta
1977 – 1980 S u m a d i Rustam Ibrahim Kongres V FORKI 1977 di Jakarta
1980 – 1984 Subhan Djajaatmadja G.A. Pesik Kongres VI FORKI 1980 di Jakarta
1984 – 1988 R u d i n i Adam Saleh Kongres VII FORKI 1984 di Bandar Lampung
1988 – 1992 R u d i n i G.A. Pesik Kongres VIII FORKI 1988 di Jakarta
1992 – 1996 R u d i n i G.A. Pesik Kongres IX 1992 di Jakarta (Diperpanjang sd 1997)
1997 – 2001 W i r a n t o Drs. Hendardji -S,SH. Kongres X FORKI 1997 di Caringin Bogor Jawa Barat
2001 – 2005 Luhut B. Pandjaitan, MPA. Drs. Hendardji -S,SH. Konres XI FORKI 2001 di Jakarta
2005 – 2009 Luhut B. Pandjaitan, MPA. Drs. Hendardji -S,SH. Kongres XII FORKI 2005 di Jakarta
PERGURUAN KARATE ANGGOTA FORKI
1. AMURA
2. BKC (Bandung Karate Club)
3. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
4. FUNAKOSHI
5. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
6. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
7. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
8. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
9. INKADO (Indonesia Karate-Do)
10. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
11. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
12. KALA HITAM
13. KANDAGA PRANA
14. KEI SHIN KAN
15. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
16. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
17. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
18. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
19. PERKAINDO
20. PORBIKAWA
21. PORDIBYA
22. SHINDOKA
23. SHI ROI TE
24. TAKO INDONESIA
25. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)
PB. FORKI beberapa kali mendapat kepercayaan menyelenggarakan even Internasional diantaranya :
1. Menjadi tuan rumah APUKO II tahun 1976 dilaksanakan di Jakarta.
2. Menjadi tuan rumah APUKO VII tahun 1987 dilaksanakan di Jakarta.
3. Menjadi tuan rumah APUKO Junior tahun 1991 dilaksanakan di Jakarta.
Disamping even-even tersebut PB. FORKI dipercayakan juga oleh KONI Pusat sebagai penyelenggara pertandingan karate pada even Sea Games dimana Indonesia menjadi tuan rumah yaitu masing-masing :
1. Sea Games XIV tahun 1987 di Jakarta.
2. Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta.
PB. FORKI pernah menggelar even Internasional diluar agenda resmi dari WKF dan AKF sebagai inisiatif sendiri dari PB. FORKI yaitu “ Indonesia Open Karate Tournamen “ yang dilaksanakan di Jakarta tahun 2002.

aturan bermain karate

aturan pertandingan karate
Di dalam pertandingan Bela diri karate tentunya terdapat berbagai macam aturan untuk pelaksanaan pertandingan karate.Aturan-aturan tersebut adalah :

Pembagian Pertandingan karate Menjadi  dua jenis yaitu :

-Kumite (perkelahian) putera dan puteri
-Kata (jurus) putera dan puteri

Pertandingan  Kumite

Pada pertandingan karate kumite di bagi menjadi kumite perorangan yang di dasarkan atas berat badan dan kumite beregu.Kumite bergu ini hanya khusus untuk putera dan tanpa pembagian kelas berat badan.
Sistem dalam pertandingan yang di pakai adalah reperchance (WUKO) yaitu babak yang memberikan kesempatan kembali kepada atlet yang pernah di kalahkan oleh sang juara untuk bertanding ulang.Pertandingan dilaksanakan di dalam satu babak dalam waktu bersih 2-3 menit.Apabila terdapat hasil seri di dalam satu babak tersebut akan ada 1 babak perpanjangan.Untuk sistem kumite beregu babak perpanjangan ini ditiadakan.Jika di dalam babak perpanjangan masih terdapat nilai seri maka akan di pilih karateka yang paling offensif dan agresif yang akan di pilih sebagai pemenangnya.

Peralatan di dalam pertandingan Karate

Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
  1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
  2. Pelindung tangan
  3. Pelindung tulang kering
  4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
  5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
    • Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
    • Pelindung tubuh untuk kontestan putri
    • Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
  6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
  7. Seragam wasit/juri
    • Baju putih
    • Celana abu-abu
    • Dasi merah
    • Sepatu karet hitam tanpa sol
  8. Papan nilai
  9. Administrasi pertandingan
  10. Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).

pertandingan dan lapangan karate

Pertandingan Karate

Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
  1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
  2. Kata (jurus) putera dan puteri

Kumite

Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

Kata

Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
  • Shotokan : Kankudai dan Jion.
  • Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
  • Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
  • Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.

Luas lapangan

  • Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
  • Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.

Peralatan dalam pertandingan karate

Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
  1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
  2. Pelindung tangan
  3. Pelindung tulang kering
  4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
  5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
    • Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
    • Pelindung tubuh untuk kontestan putri
    • Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
  6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
  7. Seragam wasit/juri
    • Baju putih
    • Celana abu-abu
    • Dasi merah
    • Sepatu karet hitam tanpa sol
  8. Papan nilai/n scoring board
  9. Administrasi pertandingan
  10. bendera merah & biru untuk juri
  11. Peluit untuk wasit
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindugn selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

Falsafah Karate

Rakka (Bunga yang berguguran)
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.

Aliran Karate

Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:

Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:

Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik di dalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan menyerang secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran karate paling keras. Tidak seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga, dimana dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung dan hasil yang ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan kumite pada kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat Knock Out (KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih). [1]

tehnik karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

[sunting] Kihon

Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

[sunting] Kata

Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

[sunting] Kumite

Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.

Karate

Karate

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Karatedo.svg
Karate
(空手)
Hanashiro Chomo.jpg
Hanashiro Chomo
Nama lain Karate-dō (空手道)
Fokus Striking
Tingkat kekerasan Kontak penuh
Negara asal Bendera Jepang Japan (Ryukyu Islands dan Seni bela diri Cina kenpō dan kemudian dikembangkan di Jepang)
Pencipta Sakukawa Kanga; Matsumura Sokon; Itosu Anko; Gichin Funakoshi
Seni pendahulu Seni bela diri China, Seni bela diri asli dari Ryukyu Islands (Naha-te, Shuri-te, Tomari-te)
Olahraga Olimpiade Tidak
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
  1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
  2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
  3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.

Daftar isi

 [sembunyikan

aturan lomba dalam berenang

JUMLAH PETUGAS/Juri Pada OLYMPIC GAMES
dan WORLD CHAMPION
1.Referee (1 orang)
2.Juri Gaya (4 orang)
3.Starter (2 orang)
4.Ketua Pengawas Pembalikan (2 orang)
5.Pengawas Pembalikan (1/lints)
6.Ketua Pencatat Waktu (1 orang)
7.Time keeper (3 /lints)
8.Pengatur Peserta (2 orang)
9.Personel start Salah (1 orang)
10.Pembawa Acara (1 orang)
11.Pengawas diruang control (1 orang)
12.Yuri Hakim (3 orang)
REFEREE
Memiliki kewenangan penuh, mengawasi juri, menetapkan tugas, memberikan petunjuk peraturan perlombaan.
Dapat intervensi dalam suatu kejadian untuk memastikan peraturan Fina diperhatikan.
Dapat menentukan peringkat kedudukan bila juri kedatangan tanpa tiga stopwatch digital.
Memastikan juri berada pada posnya dan dapat mengganti serta menetapkan juri tambahan.
Sebelum start, memberi tanda dengan tiupan pluit pendek-pendek agar perenang melepas pakaian kecuali pakaian renang diikuti tiupan pluit panjang untuk ambil posisi diatas starting platform (untuk gaya punggung dan estafet gaya ganti, harus segera masuk ke dalam air dan pada tiupan pluit panjang kedua untuk segera mengambil posisi start).
Memberi isyarat kepada starter bila perenang dan juri telah siap, refree merentangkan tangan sebagai tanda bahwa perenang dibawah kendali starter.
Menetapkan diskualifikasi terhadap perenang yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang diketahui oleh referee maupun juri yang berwenang. Memiliki kewenangan atas semua keputusan .
STARTER
Memiliki pengawasan penuh terhadap para perenang , dari waktu dimana referee mengalihkan para perenang kepadanya.
Melaporkan kepada referee bila ada perenang yang memperlambat / menunda start.
Memliki kewenang untuk memutuskan apakah start telah dilakukan secara fair, persoalan ini hanya akan menjadi keputusan dari referee.
Dimana acara lomba akan dimulai, Starter harus berdiri disisi kolam dalam jarak mendekati 5 meter dari ujung tempat start, dimana para pencatat waktu dapat melihat dan mendengar tanda start serta perenang dapat mendengar tanda start.
PENGATUR PESERTA
Mengatur perenang menjelang setiap event.
Melaporkan kepada Referee, setiap catatan pelanggaran dalam hal ini berkaitan dengan iklan (GR.7), dan apa bila perenang tidak hadir saat dipanggil.
CHIEF INSPECTOR OF TURNS (Ketua Pengawas Pembalikan)
Memastikan pengawas pembalikan melaksanakan tugas selama perlombaan.Menerima laporan dari pengawas pembalikan apa bila ada pelanggaran dan segera menyampaikan kepada Referee.
INSPECTOR OF TURNS ( Pengawas Pembalikan)
Satu pengawas pembalikan harus ditugaskan di tiap akhir lintasan pada tiap lintasan.
memastikan bahwa perenang melakukan pembalikan sesuai dengan aturan.
Pengawas pembalikan pada sisi finish juga harus memastikan perenang menyelesaikan lomba sesuai peraturan.
Dalam acara perorangan 800.M dan 1500.M, masing masing pengawas pembalikan tiap akhir lintasan harus mencatat jumlah Lap yang telah diselesaikan oleh perenang dalam lintasan itu, memberitahukan kepada perenang jumlah Lap yang masih tinggal yang harus diselesaikan dengan menunjukan Lap Card.

Memberikan tanda peringatan kepada perenang dalam lintasannya , bahwa tinggal dua Lap + 5 meter akan berenang memasuki finish dalam nomor 800.M dan 1500.M perorangan itu. Tanda peringatan dapat diulang setelah pembalikan sampai perenang mencapai jarak lima meter ada tanda pada tali lintasan. Tanda peringatan itu boleh diberikan dengan bunyi bell atau peluit.
Pengawas pembalikan pada sisi tempat start harus memutuskan dalam acara estafet apakah perenang melakukan start dengan masih bersentuhan dengan starting platform disaat perenang terdahulu menyentuh dinding.
Melaporkan setiap pelanggaran kepada Ketua pengawas pembalikan pada kartu yang telah ditetukan, secara rinci dituliskan nomor acara, nomor lintasan, dan pelanggarannya.
Juri Gaya (Judge of Stroke)
Posisi Juri Gaya berada pada kedua sisi kolam.
Memastikan bahwa peraturan yang berhubungan dengan gaya dilakukan perenang dalam acara itu telah dilaksanakan
Memperhatikan pembalikan dan finish untuk membantu pengawas pembalikan.
Melaporan suatu pelanggaran kepada Referee pada kartu yang telah ditentukan, dengan rinci tuliskan nomor acara, nomor lintasan dan pelanggarannya pada meter keberapa.
Ketua Pencatat Waktu (Chief Timekeeper)
Menentukan posisi dari semua Pencatat Waktu dengan lintasan yang menjadi tanggungjawabnya.
Mengumpulkan kartu dari pencatat waktu pada tiap lintasan.
Ketua Pencatat waktu harus mencatat atau menentukan waktu resmi pada kartu tiap lintasan.
Time Keeper ( Pencatat waktu )
Mencatat waktu perenang pada lintasan yang ditetapkan baginya.
Menghidupkan stopwatch pada tanda start, dan harus mematikan stopwatch bila perenang dalam lintasanya menyelesaikan lomba.
Boleh mendengarkan petunjuk dari Ketua Pencatat waktu untuk mencatat waktu split (waktu intermediet) di tengah jarak dalam lomba lebih panjang dari 100.M
Mencatat waktu dari stopwatchnya pada sebuah kartu dan memberikan kepada Ketua Pencatat waktu.
Kecuali kalau ada Camera Video digunakan sebagai pendukung, ini mungkin jadi kebutuhan untuk melengkapi tugas pencatat waktu walaupun peralatan perjurian otomatis digunakan.
Ketua Juri Finish (Chief of Finish Judge)
Menetapkan posisi tiap Juri Finish dan akan menentukan kedudukan.
Mengumpulan formulir hasil yang telah ditentukan dari tiap Juri Finish dan memastikan hasil dan kedudukan yang mana akan dikirimkan langsung kepada Referee.
Dimana peralatan otomatis digunakan untuk perjurian menentukan finish dalam lomba, Ketua Jury Finish harus melaporkan urutan finish yang telah dicatat oleh peralatan itu setiap setelah lomba.
Juri Finish (Finish Judge)
Jury Finish harus ditempatkan pada tangga yang berjenjang naik dengan posisi segaris dengan finish.
Setiap event, Jury Finish harus menentukan dan melaporkan kedudukan dari tiap perenang sesuai dengan tugas yang diberikan kepada mereka.
Pengolah hasil (Desk Control)
Bertanggungjawab untuk memeriksa hasil dari cetakan computer atau dari hasil catatan waktu dan kedudukan dalam setiap event yang diterimanya dari Referee.
Ketua pengolah hasil harus menyaksikan referee dalam menentukan hasil.
Memeriksa pengunduran diri setelah seri atau final.
Memasukan hasil pada sebuah formulir resmi, membuat daftar dari semua rekor baru yang ditetapkan. Dan mengurus score (menghitung score) secara tepat.
Pengambilan Keputusan para Jury (Officials – Decesion making)
Para Juri masing masing harus membuat keputusan mereka secara otonom dan independen , kecuali apa yang telah ditetapkan oleh peraturan renang.
BLANGKO YANG DIBUTUHKAN
CATATAN WAKTU
Tanggal : 23 Februari 2010
Kelompok : Putra / Putri
Nomor Acara :………………
Final / Seri :………………
……….. Meter Gaya Bebas / Dada / Punggung / Kupu-kupu / Ganti Perorangan / Estafet

macam gaya dalam berenang

ORANG SERING MENGISTILAHKAN GAYA CRAWL DENGAN SEBUTAN GAYA BEBAS. PADAHAL GAYA BEBAS (FREE STYLE) MERUPAKAN SALAH SATU NOMOR DALAM LOMBA RENANG SEDANG GAYA CRAWL MERUPAKAN SATU GAYA DALAM OLAHRAGA RENANG
POSISI TUBUH
•Horisontal dgn kemiringan 25 derajat
•Wajah tetap berada di dalam air dengan garis
permukaan air berada di garis rambut.

GERAKAN LENGAN CRAWL
Entry dan pelurusan, Downsweep dan catch, Insweep,
Upsweep, Recovery )Entry: tangan masuk pada satu titik
yaitu di tengah-tengah depan kepala pada jarak 12-15 cm
sebelum (dibelakang) ujung raihan terpanjangnya
Bagian tangan yang masuk pertama kali ke dalam air
adalah ujung jari dengan telapak tangan menghadap
ke arah luar dengan kemiringan 30 – 40 derajat
Lanjutan sapuan lengan
Downsweep: dilakukan ke arah bawah(luar)belakang
sampai tangan melewati garis bahu dan diakhiri dengan
gerakan catch. Sudut tangan 30–40 derajat dan sudut siku
mencapai 140 derajat, kedalaman tangan mencapai 40-60
cm ketika pada akhir sapuan bawah dan gerakan catch.
Insweep: dimulai saat tangan mendekati titik terdalam dari
downsweep / catch. Arah gerakan tangan terputus-putus
dari arah bawah-luar-belakang menjadi dalam-belakang
menuju garis tengah badan. Sudut kayuhan harus ditambah
sampai 40-60 derajat dan kecepatan kayuhan ditambah
menjadi 1,5 – 3,0 m/dt.
UPSWEEP
Dilakukan setelah sapuan dalam selesai dengan mengubah
arah sapuan dari arah dalam-belakang ke arah belakang-atas
dengan melewati bawah pinggang dan berakhir sampai di
samping paha sampai posisi siku benar-benar dalam keadaan
lurus. Kecepatan upsweep ditambah menjadi 3-6 m/dt
dengan sudut serangan 30–40 derajat.
RECOVERY
Diawali keluarnya siku dari air diikuti lengan bawah dan
tangan (jari kelingking keluar terlebih dahulu). Setelah
tangan keluar, siku tetap ditarik ke depan terlebih dahulu
dan tangan mengikuti sampai sejajar dengan bahu baru
kemudian tangan digerakkan ke depan dengan telapak tetap
menghadap ke belakang. tubuh perenang sebaiknya
mengikuti pergerakan lengan sehingga perputaran bahu,
tubuh dan tungkai sebagai satu kesatuan unit. Perputaran ini
penting karena tiga hal, yaitu: menempatkan tangan pada
posisi yang tepat untuk awal kayuhan, menstabilkan posisi
badan saat lengan yang lain melakukan kayuhan, dan
meminimalkan gerakan ke samping yang berlebihan dari
tubuh dan tungkai.
GERAKAN TUNGKAI
Upbeat dan downbeat bergantian Lecutan kaki
berkedalaman 30-35 cm (kaki tepat di bawah garis tubuh)
Lutut mencapai kedalaman 20-25 cm Waktu upbeat lutut
ditekuk dengan sudut 30-40 derajat. Ada 3 irama tendangan
tungkai yaitu 2, 4 dan 6
PENGAMBILAN NAPAS
Waktu paling tepat memutar kepala untuk mengambil napas
adalah saat tangan yang sebidang melakukan setengah
pertama dari recovery.

GAYA BACK CRAWL

Suatu gaya renang yang dilakukan dengan posisi tubuh dalam keadaan telentang, kepala tetap di atas permukaan air, lengan dibawa ke depan diatas permukaan air dan didorong ke belakang di bawah permukaan air yang dilakukan secara bergantian dan dikoordinasikan dengan gerakan kaki yang digerakkan naik turun.
POSISI BADAN
Badan diusahakan horisontal dengan permukaan air. Bagian belakang kepala seharusnya di dalam air dengan garis air tepat di bawah telinga (riak air akan menutupi telinga perenang). Dagu dibenamkan sedikit dengan mata tertuju ke atas kaki. Posisi berikut harus dicek secara berkala untuk memastikan sikap sejajar yang tepat.Bagian belakang kepala seharusnya di dalam air.Paha harusnya tepat di atas permukaan air.Pinggul seharusnya tepat di bawah permukaan air.Kaki seharusnya tepat di bawah permukaan air, bila kaki selesai melakukan gerakan tendangan ke atas.Tendangan seharusnya tidak lebih dari 37-45 cm.
ENTRY
Lengan sepenuhnya diulur masuk ke dalam air sebaris dengan bahu dengan jari kelingking masuk pertama, dengan harapan gerakan tangan memotong permukaan air hanya akan menimbulkan sedikit gejolak air.
Teknik pengajaran paling baik adalah menyuruh perenang membayangkan mereka sedang berbaring telentang pada permukaan jam dengan kepala menunjuk ke arah jam 12 dan kaki menunjukkan jam 6. Posisi masuknya tangan mereka ke dalam air dapat diumpamakan bahwa tangan sisi kanan tepat pada jam 11 dan tangan sisi kiri pada jam 1.
DOWNSWEEP
downsweep dilakukan setelah catch (tangkapan), tangan diayun ke dalam dan luar pada jalur melingkar sedalam 45-60 cm. bahu dan panggul diputar ke arah tangan yang mengayun ke bawah.
Tangan dianjurkan untuk digerakkan ke bawah-luar-belakang. Sudut sapuan luar-dalam berkisar antara 30–40 derajat. sudut dan cara tersebut menyebabkan air tersibak ke belakang. Gerakan ke dalam-luar menyebabkan air yang mengalir lewat sisi-sisi jari-jari tangan dipercepat, menimbulkan daerah bertekanan rendah pada sisi tersebut sehingga mempercepat perenang melaju.
UPSWEEP
Upsweep dilakukan dengan mengubah ayunan bawah menjadi ayunan dalam dengan meningkatkan gerakan tangan ke luar pada saat mendekati akhir ayunan bawah. Setelah pergantian dilakukan, tangan harus tetap ke atas, belakang dan dalam kearah permukaan 15-24 cm dibawah air. Siku dilenturkan lebih dari 90 derajat ujung jari mengarah ke atas dan ke luar. Gerakan tangan harus diubah ke atas lalu ke dalam pada sudut 30-40 derajat.
DOWNSWEEP Kedua
Downsweep kedua dimulai saat ayunan atas selesai, yaitu pada saat mencapai titik tertinggi pada pola huruf S dengan mendorong air ke belakang-bawah dengan telapak tangan membentuk sudut 40 derajat. Gerakan berhenti sampai tangan benar-benar berada di bawah paha.
RECOVERY
Telapak tangan keluar dengan ibu jari terlebih dahulu. Tangan menghadap ke dalam selama setengah putaran dari recovery. Pada saat tangan melewati atas kepala, tangan diputar ke arah luar sehingga dapat masuk ke dalam air dengan jari kelingking terlebih dahulu. Bersamaan dengan saat tangan diangkat dari air bahunya ikut diputar ke atas pada saat dia menyelesaikan ayunan bawah kedua pada sisi tangan yang lain.
GERAKAN TUNGKAI
Upbeat dimulai pada saat kaki melewati bawah pantat (setelah downbeat selesai). Regangan akan berlanjut sampai paha mencapai permukaan. Pada saat itu tungkai direntangkan sekuat tenaga diakhiri dengan lecutan pergelangan kaki unt mempercepat gerakan kaki ke permukaan. Upbeat berakhir bila kaki terentang sampai lutut.
DOWNBEAT
Kaki rileks pada lutut dan persendian pergelangan kaki sehingga kaki dapat ditempatkan secara benar di dalam air. tendangan ke bawah berakhir ketika kaki melampaui bawah pantat atau pada kedalaman 37-40 cm. Jangan mendorong paha ke bawah secara berlebihan. Kekuatan ke bawah akan mendorong pinggul ke atas dan mengganggu posisi sejajar yang horisontal.
PENGAMBILAN NAPAS
Beberapa pelatih menganjurkan penarikan napas pada saat salah satu tangan akan keluar untuk recovery dan pengeluaran napas pada tangan akan melakukan entry. Atlit yang terlatih akan mengambil antara 40-50 tarikan napas selama renang.

GAYA DADA

Gaya dada adalah suatu gaya renang yang dilakukan dengan cara tubuh dalam keadaan telungkup, tangan didorong dari dada ke depan secara bersama-sama dan di bawa ke belakang secara bersama-sama sampai batas pinggang dan dikoordinasikan dengan tendangan tungkai yang digerakkan memutar ke luar tanpa gerakan menggunting dan dolphin.
POSISI BADAN
Pertama posisi awal sebelum lengan dan tungkai memulai gerakan, tubuh sejajar dgn permukaan air dengan pinggang dekat permkaan air & tungkai di bawah permkaan air.
Kedua, wajah atau kepala selalu di bawah permukaan air selama kayuan lengan dan diangkat ke atas permukaan air selama pengambilan napas.
Ketiga, badan lebih rendah dari kepala dan tungkai lebih rendah dari badan saat tungkai melakukan recovery. Posisi badan pd gaya dada dibagi 2 style, yaitu flat style (datar) dan wave style ( gelombang).
GERAKAN LENGAN(outsweep, insweep, dan recovery)
Outsweep
dimulai saat lengan bergerak ke arah luar-bawah sampai melewati garis bahu. Kelentukan siku dimulai ketika akan melakukan gerakan seperti menangkap (catch). Tangan harus tetap melebar selama outsweep sampai mencapai kedalaman 50-80 cm. Tangan digerakkan ke luar hampir membentuk sudut 30-40 derajat relatif terhadap arah keluar dari gerakan tangan.
Insweep
dimulai ketika tangan mendekati titik terdalam gerakan catch. Sapuan tangan harus berubah dari arah luar-bawah ke arah dalam-atas dengan sudut serangan 30 derajat. Kecepatan insweep harus ditambah menjadi 5-6 m/detik. Insweep berakhir saat tangan mulai bergerak ke atas-depan untuk gerakan recovery.
RECOVERY
Dimulai saat tangan hampir bersamaan sampai dibawah dagu, lengan digerakkan ke depan-atas bersama-sama dan simetris.Dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: tangan diatas, tepat di garis, atau dibawah permukaan air.
Gerakan Tungkai
(Sapuan luar )
•Pinggang dan lutut harus dilengkungkan dan tumit di dekatkan pantat. Ketika tumit mendekati pantat, putarlah kaki ke arah luar belakang dengan telapak kaki menghadap ke belakang-atas-luar. Hempasan yang benar didapat oleh putaran ke arah dalam pada pinggul. Jari kaki merupakan bagian ujung dari bilah pendorong.
(Sapuan dalam )
•ketika mendekati pelebaran, kaki mulai menyapu ke arah bawah. Kaki harus dihempaskan ke luar dan ke bawah hingga air terhempas ke belakang. Perenang harus menekan ke bawah dari pada ke belakang, hal ini akan meningkatkan kekuatan pendorong Ketika kaki hampir pada pelebaran yang maksimal, secara perlahan berubah arah dari arah bawah ke arah dalam sehingga kedua kaki menyatu bersama dan serentak. Kaki harus dihempaskan ke dalam sekuat mungkin.
RECOVERY
•Pemulihan tungkai dimulai ketika tangan menyelesaikan sapuan dalam. Setelah kaki menyelesaikan tendangan ke dalam dan kedua kaki merapat, kaki ditarik ke depan mendekati pantat. Pemulihan berakhir pada saat kaki mendekati pantat.
koordinasi: continuous, glide, dan overlap.
Continuous dipakai apabila gerakan tangan dimulai secara simultan begitu fase insweep dari tungkai berakhir. Glide dipakai apabila ada interval antara fase insweep tungkai dengan gerakan outsweep lengan.Overlap dipakai apabila gerakan outsweep lengan dimulai ketika gerakan insweep tungkai belum berakhir (tungkai masih melakukan gerakan insweep).
Pengaturan glide: tidak efektif karena perenang akan memperlambat saat akhir fase insweep tungkai sampai sapuan outsweep lengan dimulai. Pengaturan continuous, tidak akan ada jarak dalam penerapan kekuatan jika gerakan outsweep lengan dimulai segera setelah gerakan insweep tungkai berakhir. Namun demikian, hal inipun tidak benar karena lengan tidak banyak memberikan kekuatan dorongan sampai menjelang akhir outsweep. Kesalahan dalam teori ini adalah beberapa tingkat overlap diperlukan untuk menghasilkan pengaturan continuous yang benar. Untuk mencegah penurunan kecepatan antara saat fase insweep tungkai dengan outsweep lengan, perenang harus menggunakan suatu pengaturan overlap. Outsweep lengan dilakukan sebelum gerakan insweep tungkai berakhir.

GAYA KUPU

Gaya kupu-kupu adalah suatu gaya renang yang dilakukan dengan cara tubuh pada posisi telungkup, lengan dibawa ke depan di atas permukaan air secara bersama-sama dan ditarik ke belakang secara bersama-sama yang dikoordinasikan dengan gerakan kaki ke atas dan ke bawah yang dilakukan bersama-sama, simultan, dan tidak perlu sejajar.
Posisi badan pada gaya kupu-kupu selalu berubah-ubah : pertama, posisi awal tubuh sejajar dengan permukaan air agar lengan dapat mengayun dengan sempurna dan gerakan kaki pada saat akan menendang tidak dalam posisi terlalu dalam. Kedua, saat kaki menendang ke bawah posisi bahu naik. Ketiga, saat kedua kaki pada posisi tendangan terakhirnya untuk memulai tendangan ke atas posisi panggul turun.
GERAKAN LENGAN
entry, Outsweep, catch, Insweep, Upsweep, dan recovery.
ENTRY
Lengan masuk ke dalam air harus betul-betul sejajar dengan lebar bahu dna telapak tangan menghadap ke luar sehingga ibu jari dapat mesuk terlebih dahulu.
Tangkapan dilakukan bersamaan dengan tendangan pertama, dilakukan pada saat tangan melewati lebar bahu dengan siku ditekuk sedikit dan tangan diubah dari luar-belakang ke arah luar-bawah-belakang.
OUTSWEEP
•Setelah tangan masuk ke dalam air tangan harus bergerak ke dalam dan depan untuk waktu yang singkat sebelum memutar tangan ke luar. Setelah tangan diputar ke luar dengan sudut 30-40 derajat lengan bergerak secara teratur.
INSWEEP
dilakukan dengan membuka tangan selebar 59 cm dengan sudut 50-60 derajat sampai dapat menggerakkan siku dengan sudut 90-100 derajat saat tangan menyatu, siku berputar pada sumbunya dengan melakukan sapuan luar-bawah-dalam sampai berada pada tengah badan dengan kedalaman 47 cm. Gerakan ini berakhir saat lengan berputar dari gerakan ke dalam berubah ke atas.
UPSWEEP
Tangan memutar dari dalam-atas- belakang ke belakang-atas diakhiri dengan memutar telapak tangan ke dalam (ibu jar berada di bawah). Gerakan ini diakhiri dengan suatu pelepasan yaitu memutar telapak tangan saat melewati paha sebelum muncul ke permukaan, dengan demikian lengan akan mudah keluar dari air dengan tenaga minimal dan sedikit hambatan.
RECOVERY
Lengan meninggalkan air dengan bergerak ke atas-luar-depan melanjutkan putaran sampai ke depan bahu.
Gerakan tungkai gaya kupu-kupu dibagi menjadi empat yaitu: Upbeat pertama, Downbeat pertama, Upbeat kedua, dan Downbeat kedua.
Saat downbeat selesai, kaki diayunkan ke atas-depan sampai pada garis badan perenang. Pada saat ini pinggang mulai membengkok. Yang perlu mendapat perhatian saat upbeat adalah lutut dan pergelangan kaki harus rileks dan lentur serta telapak kaki tidak keluar dari permukaan air.
Downbeat dimulai saat kaki melewati atas garis badan perenang. Paha mulai bergerak ke bawah dengan pembelokan pinggang sampai 70-80 derajat, tungkai digerakkan kuat dan cepat ke bawah. Downbeat berakhir saat mencapai titik terdalamnya (50 cm) yaitu lebih dalam dari dada perenang. Yang perlu mendapat perhatian saat downbeat dan upbeat adalah lutut agak dibuka dengan alasan lebih mudah membawa ke atas dan ke bawah.
KOORDINASI
•tendangan bawah pertama dilakukan selama sapuan luar
dan dilengkapi saat penangkapan.
•Tendangan atas pertama dilakukan saat sapuan dalam.
•Tendangan bawah kedua disesuaikan dengan sapuan atas.
•Tendangan atas kedua dilakukan sat recovry.
•Intruksi: tendangan bawah dilakukan saat tangan masuk
ke dalam air dan tendangan ke atas dilakukan saat tangan
meninggalkan air.

Peraturan renang

Peraturan renang
Start dalam setiap perlombaan harus dimulai dengan menyelam kecuali gaya punggung.Pada tanda dari wasit para perenang berdiri dibagian belakang tempat start dan tetap berdiri disana.Pada aba-aba awas para perenang mengambil sikap start dan jika semua perenang telah siap maka starter memberikan tanda berangkat ( tembakan ,peluit, atau komando). Jika ada yang mendahului sebelum aba-aba tanda berangkat maka starter memanggil kembali para peserta pada start salah yang pertama dan salah yang kedua serta memperingatkan jangan melakukan kesalahan yang ketiga kalinya bagi peserta siapapun karena yang ketiga jika terjadi kesalahan pencurian start atau mendahului aba-aba start maka perenang ketiga yang melakukan kesalahan start terlalu dini pada seri yang sama akan didiskwalifikasi.Meskipun yang berbuat salah start pertama dan kedua bukan perenang ketiga.

Minggu, 16 Oktober 2011

manfaat berenang

Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang mampu meningkatkan kesehatan seseorang yang jg merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non weight barring). Berenang terbilang minim risiko cedera fisik karena saat berenang seluruh berat badan ditahan oleh air atau mengapung. Selain itu berenang merupakan olahraga yang paling dianjurkan bagi mereka yang kelebihan berat badan (obesitas), ibu hamil dan penderita gangguan persendian tulang atau arthritis. Berenang memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan apabila kita melakukannya secara benar dan rutin, manfaat tersebut antara lain :
1. Membentuk otot
Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan otot-otot pada tubuh, mulai dari kepala, leher, anggota gerak atas, dada, perut, punggung, pinggang, anggota gerak bawah, dan telapak kaki. Saat bergerak di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih besar karena harus ‘melawan’ massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh.
2. Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru
Gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan kaki, dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Artinya, berenang dapat dikategorikan sebagai latihan aerobik dalam air.
3. Menambah tinggi badan
Berenang secara baik dan benar akan membuat tubuh tumbuh lebih tinggi (bagi yang masih dalam pertumbuhan tentunya).
4. Melatih pernafasan
Sangat dianjurkan bagi orang yg terkena penyakit asma untuk berenang karena sistem crdiovaskular dan pernafasan dapat menjadi kuat. Penapasan kita menjadi lebih sehat, lancar, dan bisa pernafasan menjadi lebih panjang.
5. Membakar kalori lebih banyak
Saat berenang, tubuh akan terasa lebih berat bergerak di dalam air. Otomatis energi yang dibutuhkan pun menjadi lebih tinggi, sehingga dapat secara efektif membakar sekitar 24% kalori tubuh.
6. Self safety
Dengan berenang kita tidak perlu khawatir apabila suatu saat mengalami hal-hal yang tidak diinginkan khususnya yang berhubungan dengan air (jatuh ke laut dll).
7. Menghilangkan stres.
Secara psikologis, berenang juga dapat membuat hati dan pikiran lebih relaks. Gerakan berenang yang dilakukan dengan santai dan perlahan, mampu meningkatkan hormon endorfin dalam otak. Suasana hati jadi sejuk, pikiran lebih adem, badan pun bebas gerah.
Sebelum berenang, ag tubuh tidak ‘kaget’, dianjurkan melakukan gerakan pemanasan untuk mencegah kram otot sekaligus juga berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh dan detak jantung secara bertahap dan juga lakukan pendinginan setelah selesai berenang agar suhu tubuh dan detak jantung tidak menurun secara drastis dengan cara berenang perlahan-lahan selama 5 menit.
Untuk pemanasan dapat dimulai dengan melakukan gerakan-gerakan ringan, seperti mengayunkan tangan dan kaki atau berjalan-jalan di sekitar kolam renang selama 10-15 menit. Lalu secara bertahap mulailah dengan satu putaran menyeberangi kolam, lalu istirahatlah selama 30 detik beberapa kali dan puncaknya berenang selama 20-40 menit tanpa henti. Setelah beberapa minggu, latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya renang supaya semua otot terlatih.
Satu-satunya ‘kekurangan’ dari jenis olahraga ini adalah ternyata kurang menguntungkan bagi kesehatan tulang. Ketiadaan gaya gravitasi bumi saat berenang justru berpengaruh buruk pada massa tulang. Untuk mengatasinya, Anda dapat menyelinginya dengan olahraga lain, seperti joging, berjalan kaki, atau bersepeda.